Sinematik Perkuliahan
![]() |
ilustrasi:man |
usmanroin.com-Pada semester Genap 2024/2025, terdapat hal penting yang penulis lakukan. Biasanya dalam perkuliahan, jarang dosen-mahasiswa memiliki bukti dokumentasi visual pembelajaran.
Terlebih, agar mahasiswa PAI sebagai calon guru agama Islam mendatang meningkat kualitasnya, satu hal yang perlu diperhatikan menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2011:4) dalam buku "Media Pengajaran", adalah terampil membuat media pembelajaran berupa audio-visual.
Oleh sebab inilah, penulis mengupayakan hal itu ada di mata kuliah yang penulis ampun. Minimal keterampilan mengemas aktivitas pembelajaran mereka miliki melalui alat bantu gadget masing-masing.
Sehingga, tidak terjadi kasus viral –penggunaan gadget, kala menghasilkan konten-konten yang endingnya berbuah penyesalan "permintaan maaf" kepada publik.
Kreator Kelas
Guna menyukseskan audio-visual pembelajaran, penulis meminta bantuan mahasiswa kelas (kreator kelas), yang menurut representasi mereka punya keterampilan membuat video pendek record pembelajaran atau familiar disebut sinematik.
Toh untuk membuatnya, sekarang bisa dengan gadget yang dimiliki.
Lalu, apa yang mendasari penulis bahwa sinematik pembelajaran itu perlu dibuat dalam pembelajaran?
Pertama, untuk sangu. Perihal sangu ini, penulis terinspirasi dengan pernyataan Astvat-ereta –nama pena Yoyok Dwi Prasetyo, yang menulis buku berjudul "Guru Monyet: Bukan Guru Biasa" (2014).
Nama pena lain dari beliau sebagaimana halaman 295, terkadang memakai "Ki Sandal Jepit" dan "Himada". Terasa aneh bukan!
Kembali kepada inspirasi penulis perihal sangu, beliau –Astvat-ereta (93), menyampaikan bila menulis yang dilakoni tidak sekadar mencari rupiah. Tetapi ingin mencari bekal (sangu) untuk masa depannya di akhirat.
Bagi beliau, ilmu bermanfaat adalah yang mencerahkan dan bisa memotivasi pribadi dan orang lain untuk berubah lebih baik dan positif.
Bila kemudian penulis hubungkan kepada video sinematik pembelajaran produk khas masing-masing kelas, mudah-mudahan setelah ditonton, bisa menginspirasi orang lain untuk berubah lebih baik tentunya.
Kedua, sebagai bukti. Untuk melihat bagaimana proses pembelajaran kelas, cukup melihat visual sinematik yang dibuat.
Meminjam bahasa Nunuk Suryani, Achmad Setiawan dan Aditin Putria (2018:53) berjudul "Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya" bisa memberi pangalaman nyata lebih.
Ada presenter yang penuh semangat menggebu-gebu menyampaikan materi. Sebaliknya, audien yang juga bisa dilihat antusiasmenya. Juga dosennya yang memberi penguatan atas materi yang dibahas diending perkuliahan.
Perihal bukti juga, secara mudah bila mahasiswa ditanya orang tua perihal perkuliahan, ia tidak perlu capek-capek untuk menjelaskan dari A-Z peristiwa yang terjadi.
Cukup ditunjukkan saja, "Meniko Bapak/Ibu, video pendeki pun.." penulis rasa akan lebih mengena di hati beliau.
Sinematik yang dibuat juga bisa digunakan bukti pendukung institusi –dalam hal ini prodi, bilamana dibutuhkan sebagai bukti fisik pembelajaran.
Bahkan yang agak "ekstrim" video sinematik pembelajaran yang dibuat masing-masing kelas, akan sangat membantu tugas malaikat pencatat amal. Itu bilamana dalam menjalankan tugas, ia butuh bukti pendukung.
Selanjutnya, bila kita ditanya bukti pendukung hadir diperkuliahan saat puasa, tinggal tunjukkan saja linknya sembari menyampaikan, "Silahkan ditutul link ini malaikat... klik..klik.. ." Ha..ha..!
*Usman Roin, Penulis adalah Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah Unugiri.
Posting Komentar untuk "Sinematik Perkuliahan"