Mengenal Jurnalistik
Usman Roin (ilus.krisna) |
usmanroin.com-Secara bahasa jurnalistik berasal dari bahasa Belanda journalistiek, Inggris journalism; Perancis journalisme; atau Jepang ジャーナリズム –silahkan dibaca sendiri.
Kemudian jurnalistik memiliki akar kata bahasa Latin diurma atau diurnalis yang berarti harian, tiap hari; atau dari bahasa Perancis jour atau journal yang berarti hari.
Berdasarkan arti kebahasaan, jurnalistik dimaknai sebagai catatan harian; bisa juga catatan mengenai kejadian sehari-hari; atau surat kabar.
Setelah mengetahui pengertian jurnalistik secara bahasa, secara terminologi (istilah) MacDougall dalam Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat (2012:15) mengartikan jurnalistik sebagai kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa.
Senada dengan MacDougall, Rahmat Patuguran & Saroni Asikin (2020:6) menjelaskan jurnalistik sebagai aktivitas menghimpun, mengolah dan mempublikasikan informasi.
Berdasarkan dua pengertian yang disampaikan oleh ahli tersebut, bisa disimpulkan bahwa jurnalistik adalah kegiatan –penyiapan, pencarian, penyuntingan dan penulisan, serta penyampaian informasi– tertentu kepada masyarakat melalui media.
Aktivitas Jurnalistik
Bila kita sepakati pengertian jurnalistik sebagai kegiatan menyiapkan, mencari, menyunting dan menulis serta menyampaikan hasil informasinya kepada masyarakat melaui media, itu artinya terdapat tiga aktivitas pokok yang dilakukan bidang jurnalistik.
Pertama, menghimpun. Bilamana ada informasi kebakaran, kecelakaan, tawuran antar pelajar sebagai misal, aktivitas yang dilakukan oleh jurnalis –nama lain wartawan atau reporter– akan turun ke tempat kejadian perkara (TKP) guna mencari informasi fakta kejadian, kronogis, hingga penyebab peristiwa sebagaimana dimaksud.
Kala mencari informasi tersebut, wartawan bertanya kepada saksi (untuk wawancara), atau melihat kejadian secara langsung yang dalam dunia penelitian dinamakan observasi.
Kedua, mengolah. Setelah kebenaran informasi di atas –kebakaran, kecelakaan, tawuran antar pelajar sebagai misal– didapatkan, aktivitas berikutnya adalah melakukan pemilahan mana informasi yang penting dan tidak penting. Menarik dan kurang menarik.
Perihal pengolahan hasil informasi yang didapat wartawan di TKP, tupoksi selanjutnya adalah wilayah redaktur yang dalam KBBI disebut orang yang menangani bidang redaksi.
Sebagai misal dari sisi artistiknya, pemilihan atau penempatan foto kejadian, hingga interior, agar kala disajikan pada media menjadi menarik pembaca.
Ketiga, memublikasikan. Pasca informasi telah diolah oleh redaktur terselesaikan, aktivitas terakhir yang dilakukan dunia jurnalistik adalah mempublish atau menayangkan.
Proses penyampaian informasi yang penting kepada masyarakat, publik, hingga khayalah umum tersebut dilakukan dalam bentuk cetak –koran, majalah; internet –online, e-paper; transmisi gelombang –radio, televisi; serta media sosial –instagram, tik tok dan sebagainya.
Kepentingan Jurnalistik
Setiap yang kita pelajari tentu ada nilai penting yang akan didapatkan. Tidak terkecuali dengan belajar jurnalistik. Mahasiswa yang dipersiapkan menjadi guru PAI –dengan belajar jurnalistik– dua keterampilan akan didapat dan terinternalisasi di dalam dirinya.
Pertama, mahasiswa PAI akan memiliki keterampilan tambahan –agar selangkah lebih maju–cerdas memproduksi informasi-informasi berharga yang terjadi di sekelilingnya.
Itu artinya, apapun informasi yang terjadi di lembaga pendidikan dan kampung sebagai misal, tidak boleh berlalu. Dalam bahasa lain, tidak menguap begitu saja. Ia sangat berarti untuk dibingkai.
Tujuannya, agar bisa memberi inspirasi orang lain nan jauh di sana, untuk meniru hal positif yang dilakukan.
Agar kemudian informasi yang ada di sekitar kita terbingkai dengan baik dan benar –berbasis fakta– bukan rekayasa, melalui mata kuliah jurnalistik inilah bekal kerja sebagai jurnalis akan diberikan intensif.
Yakni, aspek teori dan praktik akan disuguhkan dengan menghadirkan praktisi media (dosen tamu) ternama di Bojonegoro.
Tujuannya, kala mahasiswa melakukan KKN, program kegiatan yang direncanakan hingga dilaksanakan yang menyedot pikiran, tenaga, hingga biaya, bisa terpublis di media.
Bahkan melalui keterampilan ini juga, semoga bisa menjadi wasilah bilamana dalam salah satu kewajiban kelompok KKN terdapat tugas publikasi kegiatan di media. Sehingga mau tidak mau, kompetensi mengetahui-menguasai kerja jurnalis bisa dikuasai sejak dini.
Kedua, terwujudnya calon sarjana PAI yang cakap menulis. Sebagai insan akademisi, kita akan terlihat eksis –sampai kapan pun– bilamana memiliki karya.
Kita perlu mengingat kata bijak sastrawan ternama Pramoedya Ananta Toer yang berbunyi: “orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.
Agar sarjana PAI senantiasa bisa, ada, dan hidup sampai kapan pun, mata kuliah ini juga ingin membekali untuk menulis karya. Sehingga dari karya yang dibuat oleh masing-masing mahasiswa tersebut kemudian secara berkelompok bisa dibukukan berbentuk antologi.
Karenanya, agar luaran karya buku diakhir belajar semester ganjil bisa terealisasi, pada mata kuliah jurnalistik juga akan hadir praktisi penerbit –dosen tamu– yang akan mewakafkan ilmu seluk belum menulis buku, hingga memiliki karya buku beneran tercipta hadir untuk kita.
Setelah hasil buku tercipta, semoga Allah Swt permudah untuk bersama-sama dengan kelas lain, kita adakan pasar buku (book market). Sehingga masing-masing kelas bisa menjualkan bukunya kepada dosen, tendik, dan sesama kawan.
Semoga, niatan kecil ini Allah Swt permudah. Amin ya rabbal ‘alamin.
* Usman Roin, penulis adalah Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah Unugiri.
good job pak, menarik sekali tulisannya, ilmu yang njenengan tulis sangat sangat bermanfaat sekali, berkat tulisan bapak jadi lebih faham apa itu jurnalistik
BalasHapusTulisan ini sangat berwawasan dan bermanfaat. Penjelasan tentang jurnalistik disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami, terutama tentang pentingnya jurnalistik bagi mahasiswa PAI. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi para pembaca untuk lebih memahami dan menghargai jurnalistik. Terima kasih atas pengetahuan berharga yang telah panjenengan berikan 🙏
BalasHapusPenjelasannya memang singkat, tapi sangat menyeluruh
BalasHapusDulu pernah punya keinginan untuk menulis berita/peristiwa yang ada di desa, namun tidak tah caranya. Semoga melalui mata kuliah jurnalistik ini, saya bisa memiliki kemampuan untuk menulis berita melalui media sosial agar berita" Yang ada tidak berlalu begitu saja🤲
BalasHapus