Faedah Punya Karya Buku yang Perlu Anda Tahu
Usman Roin (ilus.krisna) |
usmanroin.com-Pukul 14.36 Wib, saya jadi ketemu dengan pemilik penerbit buku hebat Mitra Karya di Perpustakaan Unugiri. Pertemuan saya dengan beliau pemilik nama Agus Ibrahim ini untuk yang ketiga kali.
Pertama, saya silaturahim secara pribadi ke rumah beliau. Kedua, ikut menjadi pemantik bedah buku. Adapun ketiga, adalah ya pertemuan ini. Yakni, mengobrol santai perihal literasi penerbitan karya tulis berwujud buku.
Saking asyiknya mengobrol dengan mas Agus –begitu saya memanggil– sekadar hidangan air minum putih sampai terlupa. Tapi tenang, secara khusus saya sudah minta maaf atas keteledoran tersebut.
Jauh sebelum beliau hadir, sudah terbesit angan-angan untuk mengajak ngopi di warung belakang Gedung PCNU Bojonegoro. Yang kata teman-teman mahasiswa, dijuluki sebagai warung pergerakan. Semoga dilain waktu, sedikit penghormatan ini akan bisa saya lakukan bersama beliau.
Tularkan Ilmu
Sedikit menggarisbawahi tujuan beliau bertemu saya, adalah ingin menularkan ilmu menerbitkan buku. Gayung bersambut, saya jadi bersemangat dengan niat beliau.
Alasan logis saya, beliau adalah praktisi penerbit yang dalam KBBI disebut pelaksana atau orang yang kesehariannya berkutat perihal penerbitan buku.
Eman-emani bila pengalamannya itu hanya dia sendiri yang memiliki. Ingin diamalkan agar bermanfaat secara luas. Itulah ide pokok yang saya tangkap dari tutur beliau yang lemah lembut.
Bicara menerbitkan karya tulis menjadi buku, setidaknya saya memiliki tiga koleksi buku hasil dari hunting bersama isteri kala ada event oberal buku.
Pertama, buku karya Akbar Zainudin yang berjudul “Uktub! Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari” yang diterbitkan Renebook, Jakarta 2015.
Kedua, karya Dr. M. Mufti Mubarok dengan judul lebih ekstrim lagi “7 Hari Mahir Menulis Buku” yang diterbitkan oleh Mumtaz Media, Surabaya 2011.
Saya katakan ekstrim, oleh karena hanya dalam waktu satu minggu menulis buku bisa mahir dilakukan. Suatu keajaiban. Terlebih, pada cover buku tersebut, sang penulis berpredikat best seller dan peraih rekor MURI.
Adapun buku ketiga, berjudul “Teknik Membuat Buku dan Artikel serta Editingnya Menggunakan Adobe Page Maker” karya Ircham Mahfoedz penerbit Fitramaya, Yogyakarta 2009.
Kehadiran tiga buku tersebut, bagi saya sebagai kawan silaturahim untuk mengenal strategi menulis buku hingga menerbitkan, yang bisa saya baca hari ini, besuk, besuk, dan besuknya lagi bila saya kangen dan memerlukan untuk keperluan mengisi pelatihan.
Itulah diantara manfaat terenak bila kita memiliki koleksi buku sendiri. Yakni, bisa kita baca kapan saja.
Manfaat Buku
Perihal memiliki buku, mengutip bang Akbar Zainudin (2015: 10-14), terdapat enam manfaat yang bisa kita petik.
Pertama, sebagai kartu nama. Saat berkenalan dahulu trendnya adalah saling tukar kartu nama. Adapun kini, saling tukarnya nomor WhatsApp. Tentu itu sah-sah saja.
Tetapi perlu diketahui, buku ternyata bisa menjadi kartu nama kita. Itu karena, karya buku yang kita hasilkan selain memperkuat informasi –tentang siapa kita?– juga sekaligus meningkatkan kredibilitas kita.
Kedua, sebagai sumber penghasilan. Memiliki buku menjadi alternatif sumber penghasilkan pasif (passive income). Yakni, bentuk penghasilan yang terus berjalan hingga kita tidak lagi “aktif” bekerja.
Sebagai contoh buku “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata yang best seller, konon terjual hingga 1 juta eksemplar. Jika kemudian dihitung, bila harga rata-rata satu buku Rp. 60.000,- maka penjualan buku untuk 1 juta eksemplar adalah 60.000.000.000. dengan royalti 10% saja, maka penulis mendapat Rp. 6 miliar.
Ketiga, menjadi warisan. Kalau orang banyak mewariskan materi –harta yang menjadi rebutan dan pertikaian– akan menjadi beda bila warisannya adalah buku.
Dengan mewariskan buku, terdapat warisan ide, tata nilai (value) dan karakter hingga pengetahuan dan keterampilan. So, menjadikan buku sebagai warisan, sama dengan membuat intelektual yang abadi.
Keempat, bisa traveling. Dari menulis buku, undangan untuk mendiskusikan buku yang kita tulis ke berbagai tempat akan gratis didapatkan.
Jika demikian, bilamana ingin keliling (traveling) Indonesia, menjadi penulis buku bisa jadi alternatif mewujudkan cita-cita tersebut.
Kelima, cara produktif mengasah otak. Usia akan selalu menggerogoti tubuh. Tidak terkecuali sel-sel otak. Tetapi dengan menulis, kualitas otak bisa dipertahankan.
Itu karena, terdapat aktivitas menulis yang senantiasa mengajak otak untuk berpikir, mencatat ide-ide baru, dan menuangkannya menjadi karya tulis yang menarik hingga kemudian menjadi buku.
Adapun keenam, menulis buku menjadikan diri lebih manfaat. Selain memuaskan batin, buku yang kita tulis memiliki banyak manfaat bagi orang lain.
Itu bisa dilihat, bilamana semakin banyak orang yang mengamalkan, pahala yang kita dapat akan terus bertambah bahkan akan senantiasa mengalir meski sudah tiada.
Jika demikian adanya, selamat memulai hari baru sebagai penulis buku.
* Usman Roin, penulis adalah Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah Unugiri.
Posting Komentar untuk "Faedah Punya Karya Buku yang Perlu Anda Tahu"