Kesempatan Silaturahim
FOTO-Usman Roin (dok.pribadi) |
usmanroin.com-Agenda silaturahim ke pimpinan Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri), alhamdulillah penulis bisa selalu ikut.
Mulai dari tahun 2022 awal penulis menjadi dosen, lalu tahun 2023, serta kali ini 2024. Allah Swt beri kesempatan untuk bisa sowan kepada pimpinan.
Perihal kesempatan, yang dalam KBBI diartikan waktu (keluasan, peluang), jamak dari kita diberi tanpa terkecuali.
Hanya saja, tidak semua bisa, tergerak, menggunakan kesempatan tersebut oleh berbagai alasan yang menjadi latar belakang.
Jujur, penulis senang dengan agenda silaturahim yang lazim dikenal dengan open house (OH).
Terlebih, pimpinan fakultas (dalam hal ini Tarbiyah), memfasilitasi para dosen yang ingin ikut budhal bersama-sama (alias rombongan) mentradisikan kearifan lokal khas Indonesia.
Karenanya, kalau bukan kita, siapa lagi yang menjalankan kearifan lokal ini. Indonesia yang sudah kadung terkenal kental dengan kearifan lokalnya, oleh sebab pribadi-pribadi di dalamnya semangat menjaga silaturahim.
Bentuknya, dengan saling berkunjung kepada orang tua, keluarga, teman serta kepada sesama yang dikenal.
Cerita
Sebagai cerita, tahun 2022, penulis awal pertama ikut OH ke pimpinan Unugiri. Yakni, dimulai dari Wakil Rektor 4 terlebih dahulu.
Kemudian, mampir ke ndalem-nya Ibu Direktur Pascasarjana. Itu karena, diambil lokasi yang terjauh dahulu, yakni ujung Barat yang kemudian disisir ke Timur.
Perjalanan OH, kemudian dilanjut ke Warek 2, 1, serta mampir kepada Sekretaris BPP Unugiri yang griya-nya bersebelahan. Perjalanan kemudian dilanjut ke Warek 3 dan diakhiri kepada Ketua BPP Unugiri.
Adapun yang dengan keluarga (penulis-istri), silaturahim dalam rangka halalbihalal juga penulis lakukan kepada pimpinan fakultas (dekan) serta pimpinan prodi (kaprodi) pada hari raya kedua.
Tahun 2023, penulis juga sama ikut OH ke Pimpinan Unugiri. Yakni, dimulai dari Wakil Rektor 4 terlebih dahulu, mampir ke ndalem-nya Ibu Direktur Pascasarjana, yang kemudian dilanjut ke Warek 2, 1, serta kepada Sekretaris BPP Unugiri.
Perjalanan kemudian dilanjut ke Warek 3 dan diakhiri kepada Ketua BPP Unugiri.
Adapun yang dengan keluarga (penulis-istri), silaturahim penulis juga tidak lupa lakukan kepada pimpinan fakultas (dekan) serta pimpinan prodi (kaprodi) pada hari raya kedua pula.
Tahun 2024, penulis juga sama ikut OH ke Pimpinan Unugiri. Yakni, Kamis (11/4/24) kepada Warek 4 dikarekanakan beliau mau tindak umroh. Karenanya, OH dilaksanakan lebih awal yakni lebaran 1 dan 2, yang pulangnya mampir ke ndalem-nya Ibu Direktur Pascasarjana.
OH berikutnya diteruskan Selasa (16/4/24), kepada Ketua BPP lalu Sekretaris BPP Unugiri, Wakil Rektor 1, 3, 2 dan ke sesepuh pegawai pak Dhe Fatkhur. Adapun Rektor, rencana dilaksanakan pada Rabu (17/4/24), dikarenakan beliau masih ada acara.
Adapun yang dengan keluarga (penulis-istri), silaturahim penulis juga tidak lupa lakukan kepada pimpinan fakultas (dekan) serta pimpinan prodi (kaprodi) di hari pertama dan kedua.
Bahkan penulis tambah kepada kolega dosen M Yusuf, yang kebetulan rumahnya Temayang, pasca silaturahim dari rumah pak Dhe.
Kepada beliau, silaturahim yang bertema OH penulis lakukan, dikarenakan beliau-beliau pimpinan di PT. Keakraban non formallah inti yang bisa penulis gambarkan sehingga silaturahim terjalankan.
Hal yang lain, momen 1 Syawal 1445 H tentu jadi spesial. Itu karena, momen tersebut digunakan banyak pribadi-pribadi untuk saling bermaaf-maafan secara "kolosal" meminjam bahasa K. H. Husein Muhammad, dalam buku “Bersama Nabi Muhammad Saw” (2023:158).
Alhasil, seberapa pun salah dilakukan, oleh karena momennya tepat untuk saling melebur, kesalahan yang agak sulit dimaafkan luluh juga. Itu karena, ada semacam desakan momentum.
Bisa dibayangkan bila momennya kurang tepat, semacam hari-hari biasa. Belum tentu salah kecil termaafkan. Oleh sebab momennya kurang tepat yakni, bukan kolosal (secara besar-besaran) melakukan maaf-memaafkan.
Hakikat Silaturahim
Silaturahim yang penulis lakukan memang murni ingin ikut mewarisi tradisi lokal khas Indonesia.
Konon, kala penulis kecil, semangat anjangsana dilakukan dari ujung barat sampai ke ujung timur. Atau dari ujung selatan ke ujung utara. Itu pun sambil berjalan kaki bersama-sama.
Pelaku kearifan lokal tersebut, tidak hanya dilakukan orang tua, pemuda, dan remaja saja. Anak-anak mereka juga diajak guna memperkenalkan tradisi tersebut sejak dini.
Tujuannya cuma satu, memperkenalkan kepada generasi kekinian agar kelak sampai kapan pun tradisi baik bernama “OH”, “anjangsana”, “silaturahim”, “bodonan”, atau apalah namanya tidak lekang oleh waktu.
Hal yang lain, kearifan tersebut juga mengajarkan kepada kita bila silaturahim kudu dijaga antar keluarga, tetangga, teman, serta siapa saja yang dikenal baik.
Terlebih, dalam keseharian tentu banyak sekali singgungan emosional diri, baik sengaja maupun tidak disengaja.
Hadirnya momen silaturahim tersebut mengajarkan kepada kita semua untuk tidak malu bin sungkan meminta maaf atas kesalahan yang kita lakukan.
Terlebih di hari lebaran. Momen kolosal bermaafan tersebut juga memberi petunjuk kepada kita mendatang, guna ringan minta maaf bila ada salah.
Begitu pun kepada yang dimintai maaf, juga dengan kerelaan hati membuka pintu maaf. Dengan begitu, hakikat meminta maaf bukan pada saat lebaran saja. Melainkan, membudaya setiap saat dalam kehidupan kita bersama.
Akhirnya, secuil catatan silaturahim yang penulis buat ini, dalam bahas guyonan-nya cuman ingin menambah bukti catatan amal. Siapa tahu bila Roqib tanya, penulis bisa menunjukkan link-nya, lantas tersenyum, dan mengasih emoji jempol ha.., ha.., ha.., !
Semoga ada manfaat. Amin ya rabbal ‘alamin.
* Usman Roin, penulis adalah Dosen Prodi PAI, Fakultas Tarbiyah, Unugiri.
Posting Komentar untuk "Kesempatan Silaturahim"