Manfaat Organisasi yang Perlu Diketahui
FOTO-Usman Roin (dok.pribadi) |
usmanroin.com-Organisasi intra maupun ekstra kampus, kini menghadapi perubahan pola generasi yang perlu diwaspadai.
Artinya, mahasiswa baru dalam memilih organisasi menjadi “kurang minatnya” selain oleh tantangan koneksi online berupa jejaring sosial yang terbuka menganga, juga karena masih ada masalah klasik pertentangan waktu.
Dari sisi koneksi online, group baru “sebuah organisasi” mudah sekali dibentuk lewat jejaring sosial. Entah itu WhatsApp, Telegram, Facebook, X dan lainnya.
Munculnya pun relatif simpel, didasari hobi yang sama, bernilai ekonomis, serta oleh kesamaan idealisme hingga tujuan pragmatis lainnya.
Dari sisi pertentangan waktu, serasa sudah ada itung-itungan “matrial” bila kehadirannya kudu bernilai ekonomis.
Hal tersebut memang tidak bisa disalahkan. Selain karena perubahan orientasi generasi kekinian yang didukung oleh derasnya teknologi informasi dan komunikasi budaya yang tersaji, juga oleh belum terjawabnya akselerasi organisasi classic terhadap perubahan yang ada.
Riset sederhana yang penulis paparkan di atas, kudunya diwaspadai oleh para ketua dan pengurus organisasi. Agar yang dipikirkan bukan sekadar bagaimana menjalankan program kerja yang sudah direncanakan.
Tetapi, juga melihat dinamika yang hadir terkini, dengan sesekali melakukan refleksi diri melibatkan pembina-pengurus, terkait peluang dan tantangan melahirkan formulasi apik keberadaan organisasi guna menjawab tantangan zaman yang ada.
Sebagai pembina di Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran dan Penulisan Griya Cendekia (UKMPGC) serta Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Spektrum, mengapa kiranya perlu bergabung di organisasi intra kampus di UNUGIRI tersebut? Ada tiga alasan yang ingin penulis jelaskan.
Pertama, mahasiswa baru yang notabene ikut dalam penerimaan anggota baru (PAB) punya kesempatan berpartisipasi (terlibat) aktif-pasif mengikuti anek kegiatan yang diselenggarakan. Entah itu di UKMPGC maupun di LPM Spektrum.
Terlebih, kedua-duanya bergerak dalam bidang literasi (baca-menulis) dengan segmentasi yang berbeda.
UKMPGC sejauh penulis pahami, lebih konsen kepada pembekalan mahasiswa dalam penulisan karya ilmiah (makalah, artikel, esai, cerpen) secara baik-benar hingga bisa mengikuti aneka perlombaan.
Sedangkan LPM Spaktrum, lebih kepada memperkuat advokasi kebijakan, isu-isu kampus, yang dirasa ada potensi kurang berpihak kepada mahasiswa melalui kekuatan investigatif news.
Sehingga materi-materi yang pembekalannya pun sudah hampir sepadan dengan jurnalis pada umumnya. Yakni, teknik reportase, etika jurnalistik, foto jurnalistik, dan masih banyak lainnya.
Kedua, pengembangan diri; pakar pendidikan Islam, Ahmad D. Marimba (1962:75), berkata bila skill diri ini tidaklah datang tiba-tiba, melainkan berproses.
Jika demikian, tentu tahapan demi tahapan kegiatan yang selenggarakan oleh UKM-LMP serta organisasi lainnya, adalah proses menempa diri menambah skill.
Sehingga, di sinilah kadang sebagai calon dan anggota organisasi konsisten, atau tidak ikut berperan aktif menghadiri ke sebuah kegiatan dalam rangka mendapat ragam pengalaman, pengetahuan, jejaring sosial, hingga keterampilan khusus yang suatu saat amat berguna di bidang kerja.
Estafet
Ketiga, dipersiapkan menjadi pemimpin (leader) masa depan. Sebagaimana dipahami, organisasi mana pun tentu membutuhkan regenerasi sebagai pemegang pepimpin yang telah purna.
Seiring dengan hal tersebut, tentu anggota yang telah diterima, memang dipersiapkan untuk menerima estafet kepemimpinan mendatang.
Tentu dalam kacamata penulis, bukan sekadar estafet kepemimpinan yang dipaksanakan “oleh karena tidak ada yang menjadi leader”. Tetapi, terdapat dinamika berbagai kader yang siap sedia, mumpuni, dan maju bersaing secara sehat menjadi komandan organisasi berikutnya.
Jika fenomena yang penulis sampaikan tersebut muncul di organisasi, tentu pengurus yang kini tengah berjibaku, berhasil mengantarkan keberadaan organisasi yang dipimpinnya pada level kompetisi yang dinamis-kompetitif.
Keberadaan organisasi tersebut bukan sekadar ada, atau menggugurkan kewajiban saja. Tetapi, lebih dari itu ia hidup dan menjadi bagian dari perubahan intelektual kampus yang kritis, humanis, dan kompetitif.
Hadirnya organisasi tersebut, juga sebagai unit terkecil ikut melakukan perubahan paradigma kemahasiswaan yang stagnan-kepada dinamisasi intellectual culture.
Apa maknanya, mahasiswa berkaca dari dua organisasi intra yang telah penulis sebutkan, senang membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti lomba, dan punya jiwa semangat tinggi belajar serta melahirkan jiwa kritis.
* Usman Roin, Penulis adalah Pembina UKM Penalaran dan Penulisan Griya Cendekia serta LPM Spektrum UNUGIRI.
Posting Komentar untuk "Manfaat Organisasi yang Perlu Diketahui"