Urgensi dan Faedah Ngopeni Website
WEBSITE-usmanroin.com. |
usmanroin.com-Mengapa website itu penting dimiliki? Pertanyaan ini ternyata menggelitik penulis. Oleh sebab, kini banyak instansi, personal hingga perusahaan yang memiliki website, namun celakanya tidak diopeni.
Bahkan di era teknologi informasi yang tanpa skat, ternyata masih ada sebagian lembaga pendidikan belum memiliki website. Hal ini penulis temukan saat didaulat menjadi narasumber bagaimana agar terampil membuat konten sebagai upaya mengembangakan website agar senantiasa ter-update disalah satu desa yang ada di Kota Ledre.
Perlu diketahui, website sendiri adalah kumpulan halaman yang memiliki fungsi untuk membagikan informasi, layanan, hingga produk yang kita miliki. Bila kemudian ditarik pada ranah sederhana lembaga pendidikan, atau pemerintah desa (Pemdes) beserta tingkatannya, keberadaan website vital sekali perannya.
Sebagai contoh, lembaga pendidikan disemua jenjang, tentu memiliki keunikan sendiri-sendiri. Jika kemudian keunikan tersebut hanya disampaikan dari mulut ke mulut, di samping boros tenaga dan waktu, juga lama orang-orang bisa mengetahui bila lembaga pendidikan yang dimaksud memiliki keunikan.
Belum lagi, faktor publik speaker atau penyampai pesan kepada subjek yang dituju. Bila tidak trampil, bisa saja subjek yang dikasih informasi tidak simpatik. Alhasil, gagal total transfer informasi akanlah didapatkan.
Hal itu berbeda bila kemudian informasi lembaga pendidikan, dikumpulkan dalam laman khusus yang mudah diakses (website).
Tentu, tanpa kita berkata-kata hingga berbusa-busa mulut ini, disertai air liur yang juga ikut muncrat, subjek yang dituju di manapun tempatnya akan mudah memahami informasi yang telah konstruksi sedemian rupa pada lembaga pendidikan tersebut.
Manfaat
Kehadiran website, dalam amatan penulis memiliki banyak manfaat. Pertama, membangun brand (merek). Bagi diri, website itu menginformasikan bila kita itu punya kemampuan (skill) dimiliki agar diketahui publik.
Entah keterampilan berceramah, menulis, narasumber, pembawa acara; kemudian layanan jasa, produk makanan dan minuman, pertanian, peternakan, pengelolaan limbah, serta transportasi; hingga aksi sosial nyata bersih-bersih, menanam pohon, dan sebagainya.
Bagi lembaga pendidikan, website itu menginformasikan bila sekolah si “A” sebagai contoh, memiliki akreditasi “Unggul, Baik Sekali” dan seterusnya; lalu guru yang qualified, gedung yang adaptif teknologi dan lengkap, hingga sekolah yang belum memiliki segalanya guna memantik publik untuk berdonasi.
Adapun bagi Pemdes, tentu website yang ada sebagai sarana informasi ketercapaian program, transparansi keuangan, histori desa, pontensi yang dimiliki dan masih banyak lainnya.
Di sinilah website itu memiliki manfaat sebagai alat memperkuat citra dan kepercayaan dan menjalin hubungan tidak langsung dengan publik.
Kedua, sebagai sarana komunikasi. Komunikasi yang penulis maksud dalam konteks ini adalah menjadi perantara (wasilah) pesan yang efektif-efisien baik antara personal, organisasi, hingga lembaga maupun perusahaan.
Ketiga, meningkatkan kredibilitas. Perlu diingat, bila hadirnya website yang tidak sekadar hadir, tetapi keberadaannya ter-update dalam berbagai literatur yang penulis temukan bisa menjadi sarana meningkatkan kepercayaan (trust).
Bila kemudian sudah penulis paparkan manfaat website, tentu bagi Pemdes, lembaga pendidikan, perusahaan, instasi, hingga personal yang memiliki website, menjadi agak “masalah” bila kemudian website yang dimiliki tidak di-update atau sengaja ditelantarkan. Jika hal ini hadir, fungsi dan manfaat sebagaimana di atas hilang.
Kehadiran “masalah” mengapa website tidak ter-update dalam amatan penulis banyak ragamnya. Bisa karena SDM-nya belum bisa melahirkan konten, oleh karena belum hingga tidak mengetahui, bagaimana mudah menulis kegiatan secara singkat dan bisa dipahami pembaca.
Terhadap masalah di atas, solusi dari penulis adalah dengan mengadakan pelatihan membuat konten website, bisa mulai difokuskan dahulu kepada belajar menulis berita langsung (straigh news), hingga foto jurnalistik.
Baru kemudian diteruskan kepada karangan khas (feature) serta jenis kepenulisan lain yang dibutuhkan.
Bisa pula, karena tidak mengetahui konten apa saja yang bisa dibuat sebagai bahan update website. Terhadap problem ini, bisa diselesaikan dengan melakukan training, workshop untuk memperkenalkan hingga mempraktikkan bagaimana mengelola berbagai macam konten website kepada pengelola.
Sehingga, jika tidak ada satu macam konten yang dibuat meng-update website, masih tersedia menu-menu lain yang disediakan sebagai ganti agar website tetap ter-update.
Kemudian, terkait konten-konten apa saja yang bisa dijadikan update di website, pengelola bisa melakukan browsing pada website yang konsisten melakukan update konten.
Faktor lain, ada “kemungkinan” bila keberadaan website tidak penting. Terhadap persoalan ini, artikel yang penulis buat ini, semoga menjadi bagian dari ribuan artikel yang ikut menyadarkan, bila keberadaan website penting untuk di-update bagi yang sudah memiliki, dan segera membuat bagi yang belum memiliki.
Asumsi lain dari penulis, bisa saja website yang ada mengapa nihil update, karena faktor tidak ada waktu serta tidak ada yang ngopeni. Sehingga, website dibiarkan lama unupdate kontennya.
Solusinya, ya orang yang sudah ditunjuk untuk ngopeni ini, dikurangi tanggung jawab diberikan kepada orang lain yang bisa mengerjakan. Sehingga, tusinya meng-update informasi apapun di website bisa dilakukan dengan baik. (*)
* Usman Roin, Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah UNUGIRI.
Posting Komentar untuk "Urgensi dan Faedah Ngopeni Website"