Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar sebelum Mengajar

PHOTO-by Husniati Salma on Unsplash

 
usmanroin.com, BERKACA-dari meminjam buku di perpustakaan kampus, penulis kemudian terbersit ingin menulis tema estetik “Belajar sebelum Mengajar”. Dari judulnya saja, fokusnya jelas tertuju kepada pendidik. Entah itu guru, dosen, ustaz dan sebagainya. 

Lalu pesan apa yang penulis maksud? Yakni, pendidik kudu menyempatkan belajar dahulu sebalum mengajar. 

Tentang teladan belajar berupa aktifitas membaca, cobalah membaca biografi singkat Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah. Melalui karya Ar-Rasul al-Mu’alim wa Asalibuhu fi at-Ta’lim (1996:216), beliau memiliki komitmen sangat tinggi membaca dan terus belajar. Meski salah satu dari penglihatan beliau dikemudian hari buta dan pendengaran beliau salah satunya juga ada yang tidak dapat mendengar.

Semangat belajar beliau sebagaimana penulis gambarkan di atas perlulah kita tiru. Terlebih, dalam buku beliau, Syekh Fattah menyebut baginda Nabi Muhammad Saw itu adalah pendidik yang maksimal dalam mengajar dengan segenap penampilan, kondisi, keadaan, ucapan, dan segala situasi.

Bagi Syekh Fattah, diantara sifat yang harus dimiliki pendidik adalah harus memiliki kelebihan entah kecerdasan, keutamaan, ilmu, kebijaksanaan, penampilan, kepandaian, kelayakan, gerak-gerik, diam dan ucapan. 

Ditambahkan lagi oleh Syekh Fattah, pendidik perlu membekali aroma tubuh yang sedap, memakai pakaian yang bersih, dan penampilan yang bagus. Selain itu juga perlu memperindah tindakan, dan menanamkan keinginan yang baik. 

Item demi item tersebut kenapa perlu diperhatikan? Bagi Syekh Fattah ini demi mengimplementasikan firman Allah Swt, surah Ali-Imran: 110 yang artinya: “Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” 

Jika kemudian pendidik adalah pengajar terbaik yang dipilih untuk mendidik, itu artinya pendidik memiliki tugas mulai melahirkan manusia terbaik pula baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. 

Berkaca dari literatur di atas, alasan bila pendidik perlu belajar sebelum mengajar adalah: 

Pertama, sebagai pengingat bila pendidik perlu mempersiapkan perbekalan pengetahuan dahulu sebelum disampaikan kepada peserta didik, mahasiswa, hingga santri. 

Sebagai contoh kecil saja. Petani, ketika pergi ke sawah tentu akan mempersiapkan peralatan bertani. Cangkul, sabit, serta perbekalan air minum. Sederhananya itu. Bahkan terkadang, yang tidak ketinggalan adalah rokok dan kopi. 

Perbekalan petani tersebut adalah peralatan yang sebelumnya dipersiapkan untuk kemudian digunakan menyelesaikan pekerjaan selama berada di sawah secara baik.

Lalu, apa korelasinya dengan pendidik? Begini. Seorang pendidik tentu akan dikata menarik bila saat menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik banyak khazanah keilmuan yang diberikan. Ulasan yang diberikan kepada peserta didik bukan sekadar kulitnya saja. Tetapi, lebih dalam dan total.

Kemudian bagaimana agar pendidik bisa begitu? Tentunya, pendidik perlu mempersiapkan materi-materi terlebih dahulu sebelum pembelajaran. Bisa dengan membaca materi mata pelajaran (untuk guru) atau mata kuliah (untuk dosen) terlebih dahulu. 

Apalagi, materi-materi tersebut melimpah ruah tersedia di perpustakaan. Tinggal pendidik mau membaca atau tidak. Itu saja.

Selain membaca buku-buku yang memiliki relevansi dengan materi yang akan diajarkan, pendidik khususnya dosen juga bisa menelaah hasil kerja karya ilmiah berupa makalah mahasiswa. Apalagi, materi dalam bentuk pdf sudah dikirimkan di group sehari sebelum dipresentasikan. 

Dengan menelaah karya makalah mahasiswa, tentu akan ada sesuatu keilmuan baru yang didapat pendidik untuk kemudian dipertajam ending ulasannya dengan memperbadingkan literatur lain yang bisa memperkaya wawasan keilmuan.   

Kedua, memberi semangat belajar. Maksudnya, keberadaan pendidik yang mempersiapkan diri lahir-batin mendidik akan menumbuhkan kekangenan peserta didik untuk rajin hadir di kelas baik secara luring maupun daring. 

Rasa untuk meninggalkan kelas untuk sekadar “izin” terlalu eman-eman. Itu  karena, peserta didik tahu bila pendidiknya adalah pendidik yang senantiasa mempersiapkan diri sebelum mengajar. 

Tentu, jika kita menjadi pendidik sebagaimana tergambar di atas, akan memudahkan peserta didik mencari panutan (role model) belajar. Sebab, di sekolah, maupun kampusnya terdapat panutan dekat yang bisa dijadikan referensi untuk senantiasa semangat dan lebih dalam belajar. 

Jika demikian, belajar sebelum mengajar bagi pendidik adalah langkah arif melahirkan generasi terbaik, sebagaimana pendidik sendiri yang telah dipilih menjadi pendidik terbaik di sekolah maupun kampus tempat dia mengajar. 


* Usman Roin, Penulis adalah Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah Unugiri.

: UR
: UR Pria desa yang coba senang membaca, menulis, dan blogging sebagai kontemplasi diri.

Posting Komentar untuk "Belajar sebelum Mengajar"