Teman Pasca Kehidupan: ?
ADA-gambar menarik yang penulis sertakan ‘pada tulisan ini’, dari akun instagram ala_nu. Dari gambar yang di post-kan saja, penulis dan juga pembaca akan bisa menebak apa hikmah yang bisa diambil.
Jujur penulis sangat tertarik dengan ilustrasi gambar yang coba penulis kasih judul 'pasca kehidupan'. Yakni, kematian. Di gambar itu, sangat jelas pesan yang ingin disampaikan ketika orang itu meninggal dunia. Keluarga, harta, jabatan, dan popularitas tidak akan terbawa di liang lahat. Yang menemani hanyalah amal selama kita hidup di dunia.
Potret gambar tersebut, memiliki filosofis yang dalam, dan mengingatkan kepada orang-orang yang rakus akan jabatan. Bahwa jabatan tidak akan diikutkan di kuburan. Ia akan terhenti manakala sudah meninggal. Maka ‘amal’ saat menjabat itulah yang akan menemani kala berada di kuburan.
Begitu juga dengan harta benda yang dikumpulkan. Jika yang dimiliki rumah dengan harga miliaran, ternyata tidak satupun yang dibawa di kuburan. Jika harta (uang, intan, emas, mobil, tanah) tidak habis tujuh turunan, tidak satupun diikutkan di kuburan menemani bersama dengannya. Tentu hanya amal berupa kedermawanan lewat ‘harta’ itulah yang akan menemani. Namun jika tidak dermawan, bisa jadi hitung-hitungannya akan rumit dengan harta yang dimiliki. Wallahu a’lam.
Secara ringkas, penulis sepakat dengan para komentator gambar tersebut. Yakni, bila waktu (kematian) telah tiba, teman sejati hanyalah amal. Oleh karena itu, selama di dunia mari yang punya jabatan gunakan secara amanah. Bagi yang banyak harta, dermakan untuk membantu yang kekurangan. Bagi yang punya popularitas, jadilah sosok inspirasi hingga uswah untuk sesama pada hal kebaikan. Adapun bagi keluarga, bimbinglah selalu di jalan Allah secara turun temurun.
Semoga kita bisa selalu mengingat-ingat gambar di atas, bahwa kehidupan yang masih Allah sematkan kepada kita sejatinya agar kita meningkatkan kuantitas syukur dengan mengukir kebaikan demi kebaikan yang unlimited.
Catatan: Usman Roin
Semarang, 12 Ramadan 1441 H
Jujur penulis sangat tertarik dengan ilustrasi gambar yang coba penulis kasih judul 'pasca kehidupan'. Yakni, kematian. Di gambar itu, sangat jelas pesan yang ingin disampaikan ketika orang itu meninggal dunia. Keluarga, harta, jabatan, dan popularitas tidak akan terbawa di liang lahat. Yang menemani hanyalah amal selama kita hidup di dunia.
Potret gambar tersebut, memiliki filosofis yang dalam, dan mengingatkan kepada orang-orang yang rakus akan jabatan. Bahwa jabatan tidak akan diikutkan di kuburan. Ia akan terhenti manakala sudah meninggal. Maka ‘amal’ saat menjabat itulah yang akan menemani kala berada di kuburan.
Begitu juga dengan harta benda yang dikumpulkan. Jika yang dimiliki rumah dengan harga miliaran, ternyata tidak satupun yang dibawa di kuburan. Jika harta (uang, intan, emas, mobil, tanah) tidak habis tujuh turunan, tidak satupun diikutkan di kuburan menemani bersama dengannya. Tentu hanya amal berupa kedermawanan lewat ‘harta’ itulah yang akan menemani. Namun jika tidak dermawan, bisa jadi hitung-hitungannya akan rumit dengan harta yang dimiliki. Wallahu a’lam.
Secara ringkas, penulis sepakat dengan para komentator gambar tersebut. Yakni, bila waktu (kematian) telah tiba, teman sejati hanyalah amal. Oleh karena itu, selama di dunia mari yang punya jabatan gunakan secara amanah. Bagi yang banyak harta, dermakan untuk membantu yang kekurangan. Bagi yang punya popularitas, jadilah sosok inspirasi hingga uswah untuk sesama pada hal kebaikan. Adapun bagi keluarga, bimbinglah selalu di jalan Allah secara turun temurun.
Semoga kita bisa selalu mengingat-ingat gambar di atas, bahwa kehidupan yang masih Allah sematkan kepada kita sejatinya agar kita meningkatkan kuantitas syukur dengan mengukir kebaikan demi kebaikan yang unlimited.
Catatan: Usman Roin
Semarang, 12 Ramadan 1441 H
Posting Komentar untuk "Teman Pasca Kehidupan: ?"