Solusi Imam Salat Keluarga
SEBAGAI-mahluk sosial, kadang penulis juga terpikirkan bagaimana nasib ‘ibadah sunah tarawih’ para tetangga. Bukan dalam arti ‘sok’ ingin memperlihatkan keistikamahan perwujudan ibadah diri sendiri, melainkan coba ikut mendakwahkan, walau stay at home, ibadah bersama keluarga harus dijaga kekokohannya.
Karena bisa jadi, bagi yang belum memiliki ‘imam’ ibadah bersama keluarga, jadi alasan tidak terlaksanakannya ibadah sunah tarawih di rumah. Hal itu sejalan dengan hasil diskusi Pimpinan Kecamatan Dewan Masjid Indonesia Kota Semarang beberapa waktu lalu.
Masih banyak masjid, musala, menyelenggarakan sunah tarawih bisa jadi karena banyak kepala keluarga 'tidak bisa' menjadi imam salat. Sehingga, dengan tetap ikut tarawih di masjid dan musalah adalah solusi tepat.
Hal ini memang rasional, dan luput dicarikan solusi oleh stakeholder yang ada. Tetapi, ada satu solusi menarik yang coba ditawarkan oleh H. Ahmad Yani yang merupakan Ketua Departemen Dakwah PP DMI, lewat kiriman tulisan yang aktif dibagikan kepada siapa saja yang invite nomor WA beliau. Termasuk juga penulis yang sering menerima postingan, karena sering langganan membeli buku-buku kemasjidan beliau.
Bahkan, ada satu kisah menarik saat penulis memesan buku. Penulis belum sempat transfer nominal harga dan ongkos biaya kirim, buku yang penulis pesan malah sudah datang dahulu. Jadilah kemudian langsung penulis transfer kepada beliau.
Terkait dengan belum bisanya keluarga menjadi imam salat tarawih di rumah, Ahmad Yani mengasih solusi sebagai berikut:
Pertama, bila ayah tidak standar minimal untuk menjadi imam, mungkin saja anak laki- laki yang menjadi imam, setidaknya surat-surat pendek mereka hafal karena sudah lulus TPA.
Kedua, tidak ada bacaan khusus untuk shalat tarawih, baca saja yang bisa.
Ketiga, kalau tidak ada juga, sesekali undang saja para ustaz untuk menjadi imam, karena mereka tidak bertugas di masjid atau musala.
Keempat, untuk menambah pengetahuan dan komitmen berislam, ceramah pendek dilakukan sebagai nasihat, kalau tidak bisa, bacakan saja buku.
Semoga, lewat solusi di atas, ibadah tarawih tetap berjalan dengan keluarga kala di rumah. Amin ya rabbal 'alamin.
Catatan: Usman Roin
Semarang, 13 Ramadan 1441 H
Karena bisa jadi, bagi yang belum memiliki ‘imam’ ibadah bersama keluarga, jadi alasan tidak terlaksanakannya ibadah sunah tarawih di rumah. Hal itu sejalan dengan hasil diskusi Pimpinan Kecamatan Dewan Masjid Indonesia Kota Semarang beberapa waktu lalu.
Masih banyak masjid, musala, menyelenggarakan sunah tarawih bisa jadi karena banyak kepala keluarga 'tidak bisa' menjadi imam salat. Sehingga, dengan tetap ikut tarawih di masjid dan musalah adalah solusi tepat.
Hal ini memang rasional, dan luput dicarikan solusi oleh stakeholder yang ada. Tetapi, ada satu solusi menarik yang coba ditawarkan oleh H. Ahmad Yani yang merupakan Ketua Departemen Dakwah PP DMI, lewat kiriman tulisan yang aktif dibagikan kepada siapa saja yang invite nomor WA beliau. Termasuk juga penulis yang sering menerima postingan, karena sering langganan membeli buku-buku kemasjidan beliau.
Bahkan, ada satu kisah menarik saat penulis memesan buku. Penulis belum sempat transfer nominal harga dan ongkos biaya kirim, buku yang penulis pesan malah sudah datang dahulu. Jadilah kemudian langsung penulis transfer kepada beliau.
Terkait dengan belum bisanya keluarga menjadi imam salat tarawih di rumah, Ahmad Yani mengasih solusi sebagai berikut:
Pertama, bila ayah tidak standar minimal untuk menjadi imam, mungkin saja anak laki- laki yang menjadi imam, setidaknya surat-surat pendek mereka hafal karena sudah lulus TPA.
Kedua, tidak ada bacaan khusus untuk shalat tarawih, baca saja yang bisa.
Ketiga, kalau tidak ada juga, sesekali undang saja para ustaz untuk menjadi imam, karena mereka tidak bertugas di masjid atau musala.
Keempat, untuk menambah pengetahuan dan komitmen berislam, ceramah pendek dilakukan sebagai nasihat, kalau tidak bisa, bacakan saja buku.
Semoga, lewat solusi di atas, ibadah tarawih tetap berjalan dengan keluarga kala di rumah. Amin ya rabbal 'alamin.
Catatan: Usman Roin
Semarang, 13 Ramadan 1441 H
Posting Komentar untuk "Solusi Imam Salat Keluarga"