Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Pandang Dewasa

ADA-hal yang menarik dari apa yang disampaikan oleh Prof Nadirsyah Hosen di Koran Jawa Pos, Minggu (3/5), di kolom Syiar. Yang menarik dari penyampaian beliau, kita diminta untuk berdampingan dengan Corona. Arti menerima Corona dalam hidup, kita tidak melanggar semua pantangan dokter dan aturan pemerintah, dan melepaskan ego diri dalam beribadah dan berinteraksi.

Lebih lanjut menurut Gus Nadir, hidup baru bersama Corona justru membuat hidup kita semakin bersih, lingkungan semakin dijaga, dan kota harus semakin kreatif menciptakan peluang  kerja dan pola komunikasi. 


Ia melanjutkan, 'penerimaan' adalah cara kita bersikap optimis melanjutkan kehidupan. Alhasil, pemerintah melahirkan kebijakan, dokter mangajari kita keselamatan, dan para kiai telah mengajari cara pandang baru menerima dan hidup bersama Corona.

Cara pandang yang seperti ini, bagi penulis adalah cara pandang yang dewasa. Cara pandang filosofis yang serat makna. Apalagi Covid-19, ini butuh disikapi dengan cerdas. Yakni, tahu bagaimana penularannya, dan cara menghindarinya. Termasuk juga anjuran pemerintah untuk stay at home dan tidak keluar bila tidak dalam hal yang urgen.


Di sinilah partisipasi kita dibutuhkan. Karena kita bagian dari masyarakat yang harus menjadi pionir-pionir ‘pahlawan’ pemutus Covid-19.


Catatan: Usman Roin
Semarang, 10 Ramadan 1441 H
: UR
: UR Pria desa yang coba senang membaca, menulis, dan blogging sebagai kontemplasi diri.

Posting Komentar untuk "Cara Pandang Dewasa"