Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Antara Masak vs Beli

MASAK-atau beli. Itulah fonemena yang terjadi di dalam keluarga. Terlebih saat puasa. Bagi keluarga yang malas masak, atau punya hobi ‘rumpi’, tinggal beli saja pada penjual takjil beras, dan selesailah persiapan buka puasa di keluarga.

Bila memasak, tentu ‘uang belanja’ akan ada jatah. Untuk beli bumbu dapur, belum lagi ‘calon’ lauk pauk dan lain sebagainya. Maka penulis juga terbiasa mengasih uang belanja kepada istri walau tidak setiap hari, yakni seminggu sekali. 


Bila dipikir, dengan memasak sendiri, memang akan bertambah pengeluaran keluarga. Namun dibalik itu, ada hal yang tidak pernah dipikirkan. Yakni, pembelajaran buat ibu-ibu untuk meningkatkan kualitas ‘rasa’ masakannya. 


Maka dengan latihan dari ke hari, diharapkan daya rasa masakannya itu tidak kalah dengan masakan yang ‘instan’ dengan membeli. Bahkan bisa setenar master chef sebagaimana yang banyak nongol di televisi. Toh kala kita membeli masakan jadi, cara memasak utamanya dari sisi kebersihannya juga tidak tahu. 

Justru dengan memasak sendiri, nilai gizi bisa dikontrol. Variasi masakan bisa di hidangkan, hingga bila lebih, bisa dibagikan kepada tetangga. Hadis Nabi Muhammad jelas, sebagaimana riwayat Ibnu Majah, No. 3353, yang artinya: Jika kamu masak sayur perbanyaklah kuahnya, lalu bagikanlah kepada tetanggamu


Apalagi, tetangga memiliki kedudukan yang tinggi di dalam Islam. Nabi bahkan menegaskan bahwa orang yang beriman kepada Allah sudah semestinya berbuat baik kepada tetangganya. Jika demikian adanya, lewat hasil masakan kecil kita, mari bagikan agar tetangga bisa ikut merasakan.


Catatan: Usman Roin
Semarang, 8 Ramadan 1441 H
: UR
: UR Pria desa yang coba senang membaca, menulis, dan blogging sebagai kontemplasi diri.

Posting Komentar untuk "Antara Masak vs Beli"