Punya Kemampuan Tambahan?
SETIAP-insan pasti punya tugas tambahan di luar tugas pokoknya. Istilah tugas tambahan dalam terminologi Syariat adalah sunah-nya. Jadi itu di luar dari tupoksi yang menjadi kewenangan tanggung jawab pekerjaan.
Penulis juga seperti itu, punya tugas tambahan yang banyak. Mulai dari menjadi admin tiga website resmi. Pertama, milik organisasi profesi keguruan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jateng. Kedua, punya SMP Islam Terpadu PAPB Semarang. Ketiga, aplikasi Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Semarang, dan masih ketambahan website kecil pribadi saya yang bernama gurunulis.com.
Tiga website plus satu tambahan milik penulis sendiri sudah mengajarkan banyak hal. Semua kontennya penulis yang membuat. Itu manakala ada foto kegiatan yang dikirimkan ke gadget milik penulis.
Menjadi peng-upload atau yang memposting baik berita, gambar atau video merupakan kemampuan yang bisa lahir tidak dari jenjang pendidikan formal. Justru penulis tidak menemukan hal itu. Terlebih background keilmuan pendidikan Agama Islam hampir dipastikan tidak ada materi meng-upload. Lalu, kenapa ia hadir untuk kita? Itulah pertanyaan nyeleneh penulis.
Kehadiran kemampuan tambahan itu secara teologis adalah anugerah dari Allah Swt. Ia turun bagi siapa saja yang mau belajar. Tidak perlu mempertanyakan usia, suku, ras, primif atau modern, dll, karena yang penting adalah kemauan untuk belajar.
Yang penulis rasakan juga seperti itu. Dengan kemampuan tambahan yang penulis miliki, ia seakan mengkompleti kemampuan penulis. Dari yang hanya punya disiplin ilmu pendidikan berbasis Agama, namun bisa terampil melahirkan karya tulis. Juga bisa menjadi editor, narasumber pelatihan, pengkhotbah dan bisa pula sebagai pembuat berita sekaligus pemosting di website sebagaimana penulis sampaikan di awal.
Semua kemampuan tambahan tersebut patut disyukuri bila hinggap kepada kita. Kata mutiara Arab mengatakan, "Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain." Disinilah benang merahnya, menjadi orang yang bermanfaat. Tentu, agar kita bermanfaat untuk orang lain, menambah kemampuan adalah tuntutan yang tidak bisa dinafikan.
Semoga, kemampuan tambahan ini bisa menjadi tambah kemampuan, bisa meningkatkan kemauan, bisa saling berbagi kemanfaatan, dan bisa menjawab pertanyaan, punya kemampuan tambahan? Amin ya rabbal ‘alamin.
Oleh: Usman Roin
Penulis adalah Guru Ekskul Jurnalistik SMP Islam Terpadu PAPB Semarang, Editor Buku “Yang Melangit dari Kata: Kumpulan Kata Mutiara SMP IT PAPB Semarang,” Editor Buku “42 Renungan Inspiratif Kehidupan,” Editor serta Penulis Buku “Menjadi Guru: Sehimpun Catatan Guru Menulis,” Penulis Buku “Langkah Itu Kehidupan: 5 Langkah Hidup Bahagia,” Pengurus Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Tengah, Koord. Devisi Komunikasi & Hubungan Media Majelis Alumni IPNU Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.
Penulis juga seperti itu, punya tugas tambahan yang banyak. Mulai dari menjadi admin tiga website resmi. Pertama, milik organisasi profesi keguruan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jateng. Kedua, punya SMP Islam Terpadu PAPB Semarang. Ketiga, aplikasi Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Semarang, dan masih ketambahan website kecil pribadi saya yang bernama gurunulis.com.
Tiga website plus satu tambahan milik penulis sendiri sudah mengajarkan banyak hal. Semua kontennya penulis yang membuat. Itu manakala ada foto kegiatan yang dikirimkan ke gadget milik penulis.
Menjadi peng-upload atau yang memposting baik berita, gambar atau video merupakan kemampuan yang bisa lahir tidak dari jenjang pendidikan formal. Justru penulis tidak menemukan hal itu. Terlebih background keilmuan pendidikan Agama Islam hampir dipastikan tidak ada materi meng-upload. Lalu, kenapa ia hadir untuk kita? Itulah pertanyaan nyeleneh penulis.
Kehadiran kemampuan tambahan itu secara teologis adalah anugerah dari Allah Swt. Ia turun bagi siapa saja yang mau belajar. Tidak perlu mempertanyakan usia, suku, ras, primif atau modern, dll, karena yang penting adalah kemauan untuk belajar.
Yang penulis rasakan juga seperti itu. Dengan kemampuan tambahan yang penulis miliki, ia seakan mengkompleti kemampuan penulis. Dari yang hanya punya disiplin ilmu pendidikan berbasis Agama, namun bisa terampil melahirkan karya tulis. Juga bisa menjadi editor, narasumber pelatihan, pengkhotbah dan bisa pula sebagai pembuat berita sekaligus pemosting di website sebagaimana penulis sampaikan di awal.
Semua kemampuan tambahan tersebut patut disyukuri bila hinggap kepada kita. Kata mutiara Arab mengatakan, "Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain." Disinilah benang merahnya, menjadi orang yang bermanfaat. Tentu, agar kita bermanfaat untuk orang lain, menambah kemampuan adalah tuntutan yang tidak bisa dinafikan.
Semoga, kemampuan tambahan ini bisa menjadi tambah kemampuan, bisa meningkatkan kemauan, bisa saling berbagi kemanfaatan, dan bisa menjawab pertanyaan, punya kemampuan tambahan? Amin ya rabbal ‘alamin.
Oleh: Usman Roin
Penulis adalah Guru Ekskul Jurnalistik SMP Islam Terpadu PAPB Semarang, Editor Buku “Yang Melangit dari Kata: Kumpulan Kata Mutiara SMP IT PAPB Semarang,” Editor Buku “42 Renungan Inspiratif Kehidupan,” Editor serta Penulis Buku “Menjadi Guru: Sehimpun Catatan Guru Menulis,” Penulis Buku “Langkah Itu Kehidupan: 5 Langkah Hidup Bahagia,” Pengurus Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Tengah, Koord. Devisi Komunikasi & Hubungan Media Majelis Alumni IPNU Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.
Setiap bahasan pasti jadi artikel ya Pak Usman. Mantap.
BalasHapusHehe., terima kasih. Ada yang ngajak diskusi, jadinya itu sumber inspirasi.,😁
Hapus