Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jurnalistik: Sebagai Keterampilan, Ilmu, dan Profesi

Usman Roin (ilus.krisna)

usmanroin.com-Bidang jurnalistik, jadi menarik bila dilihat sebagai keterampilan, ilmu, serta profesi. Lalu, bagaimana uraian secara lengkapnya?

Bentuk Keterampilan

Sebagai bentuk keterampilan, artinya ia jurnalistik, menjadi aktivitas untuk menyelesaikan kerja meliput peristiwa dan beberapa kejadian yang terjadi dalam waktu yang sama secara cepat. Ini artinya, jurnalis –wartawan atau reporter, terampil untuk menyelesaikan tugas.

Bisa pula dimaknai, manakala jurnalistik didefinisikan sebagai keterampilan, itu artinya si wartawan memiliki kecekatan tinggi terhadap kegiatan mengelola bahan berita dari peliputan sampai pada penyusunan, untuk kemudian secara cepat dipublish secara luas melalui media massa –cetak maupun online, memancarkannya melalui siaran radio serta siaran televisi. 

Karenanya, agar kecekatan penyelesaian kerja jurnalis terwujud menjadi keterampilan, teori keilmuan sebagai contoh menulis berita langsung (straight news), berita bertutur (features) serta genre bentuk yang lain, kudu dipelajari terlebih dahulu

Ini artinya, perangkat teorinya terlebih dahulu dipelajari, kemudian memperbesar praktik di lapangan berwujud nyata peliputan, untuk kemudian menjadi terampil alias mahir. 

Dengan demikian, dari hasil liputan untuk yang pertama hingga sampai yang keseratus, menjadikan keterampilan jurnalis tersebut kentara atau nyata. 

Ia memiliki kemahiran tinggi dalam menangkap poin-poin penting liputan peristiwa yang dilakukan, untuk kemudian  secara cepat dikemas menjadi informasi terupdate media berbasis akurat dan enak secara sajian.

Sebagai Ilmu

Manakalan jurnalistik sebagai ilmu, artinya jurnalistik dijadikan sebagai bidang kajian mengenai proses pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. 

Dalam pemaknaan lain, jurnalistik menjadi bidang keilmuan khusus yang dipelajari secara mendalam sebagai cabang ilmu komunikasi. 

Sehingga, hadirnya Jurusan atau Program Studi (Prodi) jurnalistik tidak lain menjadi bidang keilmuan khusus yang mempelajari tentang cara memproduksi, mengumpulkan, menyeleksi, dan mengolah informasi, hingga memiliki nilai berita yang akurat dan menarik

Oleh karena jurnalistik menjadi cabang keilmuan khusus, maka ia juga memiliki rumpun materi khusus pula yang menjadi pokok bahasan. 

Mulai dari bahasa jurnalistik, ilmu penyiaran, metode penulisan berita, teknik wawancara, hukum etika pers, fotografi jurnalistik, teknik editorial, tata letak dan perwajahan, hingga ilmu manajemen media

Adapun wujudnya, bisa berbentuk mata kuliah jurnalistik –sebagaimana di Prodi PAI Unugiri, hingga dipelajari secara khusus di Jurusan atau Prodi jurnalistik. 

Mengutip ruangguru.com, terdapat 10 PT yang secara khusus khusus memiliki Jurusan atau Prodi Jurnalistik terbaik di Indonesia. 

Mulai dari Universitas Diponegoro, Universitas Padjadjaran, Universitas Indonesia,  Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Binus University, Universitas Brawijaya, Universitas Mercu Buana, dan President University. 

Terhadap gelar yang disematkan bagi lulusan Jurusan atau Prodi jurnalistik, ada yang bergelar Sarjana Ilmu Komunikasi atau S.I.Kom., serta ada pula dengan gelar Sarjana Sosial atau S.Sos.

Menjadi Profesi

Ketika jurnalistik dijadikan sebagai profesi, menurut KBBI diartikan sebagai pilihan bidang pekerjaan yang didapat karena mengikuti pendidikan keahlian. 

Ini artinya, jurnalis –wartawan, reporter, bisa menjadi pilihan pekerjaan –selain PNS, pilot, pengusaha, dosen, guru, TNI, Polri, dan seterusnya.

Karenanya, muncul profesi jurnalis atau orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dalam surat kabar cetak –majalah, online, radio hingga televisi.

Konsekuensi bila jurnalistik dijadikan pilihan pekerjaan (profesi), jurnalis berhak menerima upah atau hasil kerja sebagaimana bidang pekerjaan pada umumnya. 

Bila kemudian dihubungkan data dewanpers.or.id, Kamis (26/9/24), pukul 08.28 Wib, terdapat 1.905 perusahaan pers yang sudah terverifikasi baik cetak maupun siber. Berdasarkan data tersebut, profesi jurnalis sangat menjanjikan untuk dipilih sebagai bidang pekerjaan. 

Sebagai penutup, terdapat contoh nyata keuntungan yang didapat manakala jurnalis dijadikan profesi atau bidang pekerjaan. 

Miftahul Arif, pemilik media siber edukasia.id, belum lama ini menjadi petugas haji –cuma-cuma alias tidak membayar pada 2024, yang tugasnya ikut serta memberi layanan informasi terupdate dan utuh penyelenggaraan ibadah haji baru-baru ini.

Terlebih, proses rekruitmen agar jurnalis bisa menjadi petugas haji, transparan resmi disampaikan secara publik oleh Kementrian Agama RI.


* Usman Roin, Penulis adalah Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah Unugiri.

: UR
: UR Pria desa yang coba senang membaca, menulis, dan blogging sebagai kontemplasi diri.

Posting Komentar untuk "Jurnalistik: Sebagai Keterampilan, Ilmu, dan Profesi"